Pemuda sebagai
aktor penting dalam pembangunan sebuah perubahan. Melihat sejarah membuktikan,
pemudalah yang menjadi pendobrak dan penentu jalannya sejarah bangsa. Sebut
saja Bung Karno yang pada 1927 mendirikan Partai Nasional Indonesia (PNI) saat
usianya baru 26 tahun (lahir di Surabaya, 6 Juni 1901). Dalam usia 44 tahun,
dia bersama Bung Hatta yang saat itu baru berusia 43 tahun (lahir di
Bukittinggi, 12 Agustus 1902) memproklamasikan kemerdekaan pada 17 Agustus
1945.
Juga Bung Tomo yang
mengobarkan perang melawan kedatangan kembali tentara Sekutu ke Indonesia pada
10 November 1945 di Surabaya. Saat itu Bung Tomo baru berusia 25 tahun (lahir
di Surabaya, 3 Oktober 1920). Tanggal 10 November kemudian diperingati sebagai
Hari Pahlawan. Lalu Dokter Soetomo dan Dokter Wahidin Soedirohoesodo yang pada
20 Mei 1908 mendirikan Boedi Oetomo, cikal-bakal organisasi pergerakan modern
di Indonesia. Pada saat itu usia Soetomo baru 20 tahun (lahir di Nganjuk, 30
Juli 1888), dan Wahidin berusia 56 tahun (lahir di Sleman, 7 Januari 1852).
Tanggal 20 Mei kemudian diperingati sebagai Hari Kebangkitan Nasional.
Pun para pemuda yang
mengikrarkan Sumpah Pemuda pada 28 Oktober 1928. Mereka berikrar, “Bertanah air
satu, Tanah Air Indonesia; berbangsa satu, Bangsa Indonesia; dan berbahasa
satu, Bahasa Indonesia”. Saat itu mereka rata-rata baru berusia 20-30 tahun.
Sumpah Pemuda kemudian berujung pada Proklamasi Kemerdekaan RI 17 Agustus 1945.
Semangat pemuda saat ini
pula merepresentasikan bagaimana keadaan ataupun kondisi lingkungan kita saat
ini. Meningkatnya perekonomian Indonesia dan pembangunan infrastruktur yang ada
menyebabkan lingkungan Indonesia saat ini terdegradasi. Penurunan kualitas
lingkungan menjadi dampak utama dari perkembangan pembangunan perekonomian.
Kerusakan lingkungan di
Indonesia semakin hari kian parah. Tingkat kerusakan alam pun meningkatkan
risiko bencana alam. Penyebab terjadinya kerusakan alam dapat disebabkan oleh
dua faktor yaitu akibat peristiwa alam dan akibat ulah manusia. Kerusakan
lingkungan hidup dapat diartikan sebagai proses deteriorasi atau penurunan mutu
(kemunduran) lingkungan. Deteriorasi lingkungan ini ditandai dengan hilangnya
sumber daya tanah, air, udara, punahnya flora
dan fauna liar, dan kerusakan
ekosistem.
Kerusakan lingkungan hidup memberikan
dampak langsung bagi kehidupan manusia. Pada tahun 2004, High Level
Threat Panel, Challenges and Change PBB, memasukkan degradasi
lingkungan sebagai salah satu dari sepuluh ancaman terhadap kemanusiaan. World
Risk Report yang dirilis German Alliance for Development Works (Alliance), United
Nations University Institute for Environment and Human Security (UNU-EHS)
dan The Nature Conservancy (TNC) pada 2012 pun menyebutkan
bahwa kerusakan lingkungan menjadi salah satu faktor penting yang menentukan
tinggi rendahnya risiko bencana di suatu kawasan.
Maka dari itu pembangunan perekonomian membutuhkan semangat perubahan,
berani mengambil keputusan dan semangat untuk membawa perubahan. Tantangan saat
ini semakin besar dan perlu ide-ide yang inovatif dari setiap kalangan baik
muda maupun tua dalam pembangunan perekonomian Indonesia. Ide pembangunan
ekonomi biru merupakan sebuah gagasan baru yang realisasinya kian marak
diperbincangkan. Ekonomi biru menjadikan dan membawa semangat perubahan yang
terimplementasi melalui:
- Suatu
proses dimana semua bahan baku berikut proses produksi berasal dari alam
semesta dan mengikuti cara alam bekerja.
- Model
Ekonomi kedepan akan memperhitungkan keuntungan dan srategi inovasi dengan
mengikuti kondisi alam.
- Ekonomi
Biru merupakan suatu alat yang dapat digunakan untuk memperbaiki kondisi
ekonomi yang telah kurang baik dan menciptakan lebih banyak kegiatan dalam
bentuk model yang Sustainable.
- Memberikan
solusi terbaik dengan cara mentransfer ekonmi dan mengahaslkan komunitas
untuk masa yang akan datang sehingga akan lebih baik.
Konsep Ekonomi Biru
dikembangkan untuk menjawab tantangan, bahwa sistem ekonomi dunia cenderung
ekploitatif dan merusak lingkungan: selain karena limbah, kerusakan alam
disebabkan oleh eksploitasi melebihi kapasitas atau daya dukung alam. Inti dari
Ekonomi Biru adalah Sustainable
Development yang merupakan koreksi sekaligus perkayaan dari Ekonmi Hijau
dengan semboyan “Blue Sky – Blue Ocean” dimana Ekonomi tumbuh, rakyat
sejahtera, namun langit dan laut tetap Biru.
Sebagai pemuda yang peduli
dengan kondisi lingkungan dan sumberdaya yang tersedia, kita harus terus kawan
pembangunan perekonomian Bangsa ini dengan berbagai ide dan cara yang baik.
Blue Economy datan dari sebuah ide dan pemikiran yang menjadikannya sebuah
solusi untuk pembangunan yang lebih baik. Maka dari itu kita harus terus berani
bersuara dan turut ambil andil di dalam pembangunan Bangsa ini. Mari kita
suarakan dan ikut aktif dalam mengawal berbagai kebijakan yang tidak Pro dengan
lingkungan dan ketersediaan sumberdaya yang ada di Indonesia, agar Indonesia
yang madani.
Imam
Perkasa
H44120052
Mahasiswa Departemen Ekonomi Sumberdaya
Lingkungan
Fakultas Ekonomi dan Meanajemen
Institut Pertanian Bogor
Tidak ada komentar:
Posting Komentar