Selasa, 08 Maret 2016

Membuka Replika “Blue Economy” dalam Perspektif Semangat Pemuda Indonesia


Pemuda sebagai aktor penting dalam pembangunan sebuah perubahan. Melihat sejarah membuktikan, pemudalah yang menjadi pendobrak dan penentu jalannya sejarah bangsa. Sebut saja Bung Karno yang pada 1927 mendirikan Partai Nasional Indonesia (PNI) saat usianya baru 26 tahun (lahir di Surabaya, 6 Juni 1901). Dalam usia 44 tahun, dia bersama Bung Hatta yang saat itu baru berusia 43 tahun (lahir di Bukittinggi, 12 Agustus 1902) memproklamasikan kemerdekaan pada 17 Agustus 1945.



Juga Bung Tomo yang mengobarkan perang melawan kedatangan kembali tentara Sekutu ke Indonesia pada 10 November 1945 di Surabaya. Saat itu Bung Tomo baru berusia 25 tahun (lahir di Surabaya, 3 Oktober 1920). Tanggal 10 November kemudian diperingati sebagai Hari Pahlawan. Lalu Dokter Soetomo dan Dokter Wahidin Soedirohoesodo yang pada 20 Mei 1908 mendirikan Boedi Oetomo, cikal-bakal organisasi pergerakan modern di Indonesia. Pada saat itu usia Soetomo baru 20 tahun (lahir di Nganjuk, 30 Juli 1888), dan Wahidin berusia 56 tahun (lahir di Sleman, 7 Januari 1852). Tanggal 20 Mei kemudian diperingati sebagai Hari Kebangkitan Nasional.
Pun para pemuda yang mengikrarkan Sumpah Pemuda pada 28 Oktober 1928. Mereka berikrar, “Bertanah air satu, Tanah Air Indonesia; berbangsa satu, Bangsa Indonesia; dan berbahasa satu, Bahasa Indonesia”. Saat itu mereka rata-rata baru berusia 20-30 tahun. Sumpah Pemuda kemudian berujung pada Proklamasi Kemerdekaan RI 17 Agustus 1945.
Semangat pemuda saat ini pula merepresentasikan bagaimana keadaan ataupun kondisi lingkungan kita saat ini. Meningkatnya perekonomian Indonesia dan pembangunan infrastruktur yang ada menyebabkan lingkungan Indonesia saat ini terdegradasi. Penurunan kualitas lingkungan menjadi dampak utama dari perkembangan pembangunan perekonomian.
Kerusakan lingkungan di Indonesia semakin hari kian parah. Tingkat kerusakan alam pun meningkatkan risiko bencana alam. Penyebab terjadinya kerusakan alam dapat disebabkan oleh dua faktor yaitu akibat peristiwa alam dan akibat ulah manusia. Kerusakan lingkungan hidup dapat diartikan sebagai proses deteriorasi atau penurunan mutu (kemunduran) lingkungan. Deteriorasi lingkungan ini ditandai dengan hilangnya sumber daya tanah, air, udara, punahnya flora dan fauna liar, dan kerusakan ekosistem.
Kerusakan lingkungan hidup memberikan dampak langsung bagi kehidupan manusia. Pada tahun 2004, High Level Threat Panel, Challenges and Change PBB, memasukkan degradasi lingkungan sebagai salah satu dari sepuluh ancaman terhadap kemanusiaan. World Risk Report yang dirilis German Alliance for Development Works (Alliance), United Nations University Institute for Environment and Human Security (UNU-EHS) dan The Nature Conservancy (TNC) pada 2012 pun menyebutkan bahwa kerusakan lingkungan menjadi salah satu faktor penting yang menentukan tinggi rendahnya risiko bencana di suatu kawasan.
Maka dari itu pembangunan perekonomian membutuhkan semangat perubahan, berani mengambil keputusan dan semangat untuk membawa perubahan. Tantangan saat ini semakin besar dan perlu ide-ide yang inovatif dari setiap kalangan baik muda maupun tua dalam pembangunan perekonomian Indonesia. Ide pembangunan ekonomi biru merupakan sebuah gagasan baru yang realisasinya kian marak diperbincangkan. Ekonomi biru menjadikan dan membawa semangat perubahan yang terimplementasi melalui:
  • Suatu proses dimana semua bahan baku berikut proses produksi berasal dari alam semesta dan mengikuti cara alam bekerja.
  • Model Ekonomi kedepan akan memperhitungkan keuntungan dan srategi inovasi dengan mengikuti kondisi alam.
  • Ekonomi Biru merupakan suatu alat yang dapat digunakan untuk memperbaiki kondisi ekonomi yang telah kurang baik dan menciptakan lebih banyak kegiatan dalam bentuk model yang Sustainable.
  • Memberikan solusi terbaik dengan cara mentransfer ekonmi dan mengahaslkan komunitas untuk masa yang akan datang sehingga akan lebih baik.
Konsep Ekonomi Biru dikembangkan untuk menjawab tantangan, bahwa sistem ekonomi dunia cenderung ekploitatif dan merusak lingkungan: selain karena limbah, kerusakan alam disebabkan oleh eksploitasi melebihi kapasitas atau daya dukung alam. Inti dari Ekonomi Biru adalah Sustainable Development yang merupakan koreksi sekaligus perkayaan dari Ekonmi Hijau dengan semboyan “Blue Sky – Blue Ocean” dimana Ekonomi tumbuh, rakyat sejahtera, namun langit dan laut tetap Biru.
Sebagai pemuda yang peduli dengan kondisi lingkungan dan sumberdaya yang tersedia, kita harus terus kawan pembangunan perekonomian Bangsa ini dengan berbagai ide dan cara yang baik. Blue Economy datan dari sebuah ide dan pemikiran yang menjadikannya sebuah solusi untuk pembangunan yang lebih baik. Maka dari itu kita harus terus berani bersuara dan turut ambil andil di dalam pembangunan Bangsa ini. Mari kita suarakan dan ikut aktif dalam mengawal berbagai kebijakan yang tidak Pro dengan lingkungan dan ketersediaan sumberdaya yang ada di Indonesia, agar Indonesia yang madani.

Imam Perkasa
H44120052
Mahasiswa Departemen Ekonomi Sumberdaya Lingkungan
Fakultas Ekonomi dan Meanajemen
Institut Pertanian Bogor

Tidak ada komentar:

Posting Komentar